yudhadewa story

Hidup... tapi tak pasti, Nunduk tapi tak tua, Kering tapi tak tersengat, coklat tua tapi tak keriput, condong tapi tidak bersalah, Bercabang tapi tidak disalah artikan, berbatang tapi tidak berjiwa, Bersemak tapi bukan kotoran, Berujung lancip tapi bukan lancip pedang yang siap melahap hidup, pipih dan bukan sekedar miris tapi bukan untuk menyayat perih, seribu bunganya condong ke kanan tapi bukan semuanya benar Tumbuh tapi bukan tubuh Satu tapi bukan berarti bukan untuk bisa berdua Rapuh tapi bukan berarti bisa hancur dan melepuh Rahasia bukan berarti harus ditutupi tapi ada dalam indah dua dunia

Renung, Renungan .... kadang kata itu menjadi bahan rahasia hidup yang terungkap dari kias sesaat dalam hati, diantaranya terwujud dari kumpulan perbuatan terdiam, terpaku, terpana, tersingkap dari wajah dan badan yang menunduk bagai padi tua. Hidup mungkin banyak rasis yg berbeda, tapi hidup juga persamaan dengan nafas yang terdengar lirih. Mungkin kehampaan dapat menembus dasyatnya kalbu kosong yang banyak tercipta dari kumpulan kayalan. daya hidup yang tak berhenti bagai percikan air terjun, jadikan warna saat tersengat sang surya. Rahasia dalam renungan yang ada hanyalah rasa mencari sesuatu yang kian pernah ada. hanya satu persatu jiwa dapat memahami andaikan dia berusaha berjalan dengan terseok-seok di tepi pecahan kaca. Nafaslah... ber nafaslah.... hidup mungkin indah dengan bercengkrama beterbangan bagai kapas bebas. indah hidup bukan berarti inti dari nafas yang terhirup sejuk dan terlepas dengan hangat.