AKIBAT HUJAN LEBAT BANTARKAWUNG DILANDA BENCANA
Bantarkawung - Musim penghujan memang membawa kecemasan tersendiri bagi warga yang tinggal di daerah sungai dan perbukitan. Bahaya banjir dan longsor siap mengancam mereka.
Peristiwa yang menimpa 6 desa diwilayah kecamatan Bantarkawung pada rabu sore lalu (29/12) merupakan salah satu buktinya . Akibat guyuran hujan lebat, sedikitnya 16 rumah tertimpa tanah longsor dan 27 rumah penduduk terendam air. Tidak hanya itu, luapan air sungai pemali juga melenyapkan hektaran tanaman pertanian masyarakat. Meski tidak menimbulkan korban jiwa , kerugian finansiil ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Data yang berhasil dihimpun dari Kantor Kecamatan setempat, Beberapa Desa yang tertimpa bencana tanah longsor antara lain , Desa Ciomas sebanyak 3 rumah, Desa Waru 6 rumah, Tambakserang 4 rumah, Karang Pari 5 rumah. Sementara itu Di desa kebandungan 15 hektar tanaman jagung dan 4 hektar tanaman bawang merah lenyap diterjang luapan air sungai pemali. Luapan air sungai tersebut juga menggenangi 12 perumahan penduduk di Desa Bantarkawung dan 17 rumah di Desa Pangebatan.Total kerugian materi ditaksir mencapai 150 juta rupiah.
Akibat peritiwa tersebut, kini warga dirundung kecemasan akan bahaya tanah longsor susulan mengingat musim penghujan masih terus berlangsung. Salah satu warga Ciomas yang tertimpa bencana tanah longsor, Ratno (30) mengatakan kini keluarganya merasa was-was jika hujan datang." kalau hujan tiba kami sekeluarga mengungsi di rumah tetangga " ujarnya saat ditemui radar disela-sela membersihkan atap rumahnya dari tanah. Meki berbahaya Ratno mengaku tidak bisa berbuat banyak apalagi untuk pindah rumah. " kami tidak mempunyai tanah lagi, rumah itu adalah milik kami satu-satunya " imbuhnya.
Camat Bantarkawung, Amrin Alfi Umar S.IP mengakui hujan lebat yang mengguyur selama seharian penuh telah mengakibatkan kerugian materi bagi warganya. Dijelaskan, beberapa warganya memang rawan terkena bencana longsor karena memang tinggal di perbukitan yang gundul. " untuk sementara kami masih mendata dan mencari akar permasalahan " Kata Dia saat dijumpai radar diruang kerjanya, kemarin.
Maih kata Dia, pihaknya hanya bisa menghimbau kepada warga untuk waspada jika hujan datang. " untuk merelokasi warga diperlukan biaya yang tidak sedikit " imbuhnya.(MG 2)
Peristiwa yang menimpa 6 desa diwilayah kecamatan Bantarkawung pada rabu sore lalu (29/12) merupakan salah satu buktinya . Akibat guyuran hujan lebat, sedikitnya 16 rumah tertimpa tanah longsor dan 27 rumah penduduk terendam air. Tidak hanya itu, luapan air sungai pemali juga melenyapkan hektaran tanaman pertanian masyarakat. Meski tidak menimbulkan korban jiwa , kerugian finansiil ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Data yang berhasil dihimpun dari Kantor Kecamatan setempat, Beberapa Desa yang tertimpa bencana tanah longsor antara lain , Desa Ciomas sebanyak 3 rumah, Desa Waru 6 rumah, Tambakserang 4 rumah, Karang Pari 5 rumah. Sementara itu Di desa kebandungan 15 hektar tanaman jagung dan 4 hektar tanaman bawang merah lenyap diterjang luapan air sungai pemali. Luapan air sungai tersebut juga menggenangi 12 perumahan penduduk di Desa Bantarkawung dan 17 rumah di Desa Pangebatan.Total kerugian materi ditaksir mencapai 150 juta rupiah.
Akibat peritiwa tersebut, kini warga dirundung kecemasan akan bahaya tanah longsor susulan mengingat musim penghujan masih terus berlangsung. Salah satu warga Ciomas yang tertimpa bencana tanah longsor, Ratno (30) mengatakan kini keluarganya merasa was-was jika hujan datang." kalau hujan tiba kami sekeluarga mengungsi di rumah tetangga " ujarnya saat ditemui radar disela-sela membersihkan atap rumahnya dari tanah. Meki berbahaya Ratno mengaku tidak bisa berbuat banyak apalagi untuk pindah rumah. " kami tidak mempunyai tanah lagi, rumah itu adalah milik kami satu-satunya " imbuhnya.
Camat Bantarkawung, Amrin Alfi Umar S.IP mengakui hujan lebat yang mengguyur selama seharian penuh telah mengakibatkan kerugian materi bagi warganya. Dijelaskan, beberapa warganya memang rawan terkena bencana longsor karena memang tinggal di perbukitan yang gundul. " untuk sementara kami masih mendata dan mencari akar permasalahan " Kata Dia saat dijumpai radar diruang kerjanya, kemarin.
Maih kata Dia, pihaknya hanya bisa menghimbau kepada warga untuk waspada jika hujan datang. " untuk merelokasi warga diperlukan biaya yang tidak sedikit " imbuhnya.(MG 2)
Komentar